Headlines News :
Home » , , , » Kebebasan Beragama Di Indonesia Sepertinya Luntur

Kebebasan Beragama Di Indonesia Sepertinya Luntur

Written By NATALIUS ABIDIN on Minggu, 10 Juli 2011 | 5:50:00 PM

Headline News / Sosbud / Minggu, 10 Juli 2011 16:23 WIB
Metrotvnews.com, Bogor: Puluhan warga Kota Bogor, Jawa Barat, kembali memrotes aktivitas ibadah di tempat peribadatan GKI Yasmin, Ahad (10/7). Kegiatan jemaat GKI Yasmin, terang warga, sangat mengganggu. Apalagi, dilakukan hingga badan jalan.

Aksi protes hampir saja ricuh. Warga dan jemaat GKI Yasmin saling adu mulut. Beruntung, polisi segera melerai aksi tersebut.

Sebelumnya, pada 18 September lalu, Gedung GKI Yasmin sempat disegel warga. Padahal, tempat ibadat non-muslim itu jelas-jelas memiliki IMB yang sah. Para jemaat tak terima dan melawan aksi penyegelan.(ARD)

Berita di atas adalah sebuah Headline portal berita terkemuka nasional.
Maaf sebelumnya bagi beberapa pihak yang merasa, saya tidak ingin dan bahkan tidak  punya niat untuk memojokkan siapapun dan kelompok apapun. saya hanya mengasah kemampuan saya menganalisa atas apa yang terjadi, menganalisa sebuah topik yang menarik bagi saya.


Lalu apa kaitannya dengan permasalahan yang di tulis portal berita tersebut ?
Kaitannya adalah hal ini  merupakan keprihatinan saya, bukan karena saya termasuk ke dalam yang tergolong minoritas tersebut, tetapi keprihatinan atas kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang di anut oleh setiap warga negara sesuai dengan KTPnya dan bentuk keprihatinan terhadap apa yang terjadi di Gereja GKI Yasmin. Seharusnya, setiap warga negara berhak mendapat perlindungan dalam menjalankan peribadatan. Hal ini dalam kacamata pribadi saya adalah salah satu memudarnya toleransi kebebasan beragama bagi kelompok yang di anggap minoritas di negeri yang di penuhi oleh mayoritas ini.


Menurut saya hal ini,ataupun kasus-kasus lainnya yang menyangkut masalah agama yang terjadi di negeri ini hanyalah dilatarbelakangi PHOBIA yang sebenarnya hanya dilebih-lebihkan oleh pihak-pihak tertentu saja ( lebay ) padahal ketakutan mereka tidak akan pernah terjadi, mana mungkin di negeri yang isinya lebih dari 90% mayoritas ini mengalami kristenisasi, ataupun pencemaran/penistaan, atau apalah lagi namanya, karena apabila terjadi dari jumlah saja sudah jauh kalah, ya ! pasti dengan mudah di bumi hanguskan, dan yang pasti hukum yang berlaku juga akan memainkan perannya bila terjadi hal-hal yang menjadi phobia kalangan mayoritas tersebut.


Lalu apa pesan terakhir dari saya, dan pertanyaan saya : Beribadah gak pernah ganggu kok, walaupun sampai meluber ke badan jalan, mau lewat-lewat aja, dan apakah yang make badan jalan buat ibadat itu bukan warga negara Indonesia? dan warga kota Bogor ? apakah mereka tidak bayar pajak buat membangun jalan yang mereka pake? dan apakah mereka meminta uang sumbangan kerumah-rumah serta di persimpangan lampu merah pada kalian buat bangun rumah ibadat mereka, apakah tanah yang mereka pake buat bangunan itu, tanah wakaf dari kalian ? ( NA )
Share this post :

+ komentar + 5 komentar

Minggu, Juli 10, 2011

Unek2 yg wajar,, kslhan mmg sllu dri orangna, bukan dri agamanya.. pd ksus yg dslhkan adlh plaku pd objek trntu,, bkn umat mayoritas kslurhan. Tmsuk sya ga salah,, jd hrusnya ga plu ksih link ini ma sya.

Senin, Juli 11, 2011

KUTIP:
Seharusnya, setiap warga negara berhak mendapat perlindungan dalam menjalankan peribadatan.

Kata2 "perlindungan" merupakan bentuk kebutuhan karena perasaan terancam. Menjadi minoritas di Indonesia memang terancam.

Mengenai menggunakan badan jalan, 2 minggu lalu adik saya musti lari2 menggendong anaknya yang kecelakaan dan berdarah-darah ke klinik terdekat. Namun karena jalan seluruhnya tertutup oleh orang sholat jumat, maka dengan permisi2 musti menginjak2 sajadah. Siapa sesungguhnya yang menutup jalan menuju area vital tanpa toleransi? nggak disisain sedikitpun jalanan itu buat orang lewat.

Solusi buat GKI, buka satu jam ibadah lagi, agar tidak kebaktian di luar gereja.

Anonim
Selasa, Juli 12, 2011

Natan:

Saya kira, sudah saatnya Jawa belajar dari Medan. Di Medan, mayoritasnya juga Muslim. Tapi segala agama bisa tumplek blek disitu dengan akurnya.

Nanti sebentar lagi bulan puasa, bahkan corong mesjidnya mengingatkan orang saur pun tidak sekeras di Jakarta pada hari-hari biasa diluar bulan Ramadhan.

Kemudian kalau mau dilihat lagi benar benar, saya kira Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, memang hanya terjadi di Medan. Di Jawa ini saya melihat kecenderungan fanatisme beragam yang ampun dehhhh

Yang saya jadikan acuan Medan yah... bukan Sumatera Utara. DI Sumut kondisi kaya begini (tulisan ini) juga ada, terutama di daerah yang masih agak ke selatan. Tapsel, Mandailing Natal dll.

Sementara di wilayah pesisir timur: Binjai, Medan, Tebing Tinggi, Kisaran, Rantauprapat, Pematang Siantar. Kondisinya relatif seperti di Medan. Acara Natal bisa diamankan remaja mesjid.

Begitu juga di Taput yang mayoritas Kristen. belum ada kejadian Muslim atau Buddhis dilarang beribada di sana. Corong mesjid di Taput, Samosir dan daerah lain di Utara juga sama saja dengan di Medan.

Indonesia yang Pancasila hanya ada di Medan.

Selasa, Juli 12, 2011

Wow makasih buat semuanya...
Mbak est : emang mereka yang bangun jalannya mbak? Shingga bebas make badan jalan buat apa aja? Saran buat GKI buka 1 jam peribadatan lagi biar gak sampe make badan jalan, saya setuju.
Traktor : Pancasila itu apa sih ? Apa yang bunyinya keTuhanan yang maha Esa dan menjalankan syariat nya ??ya mbak? Shingga bebas make badan jalan buat apa aja? Saran buat GKI buka 1 jam peribadatan lagi biar gak sampe make badan jalan, saya setuju.
Traktor : Pancasila itu apa sih ? Apa yang bunyinya keTuhanan yang maha Esa dan menjalankan syariat nya ??

Selasa, Juli 12, 2011

@ Bang TL:


Indonesia yang Pancasila hanya ada di Medan.

---

Yogya juga bagus. Saking Pancasila-nya, pernah waktu acara Natal/Tahun Baru, mengundang umat Islam dari IAIN di sana untuk mengisi acara. Semua sudah OK. Sayangnya pada hari H, mereka tidak jadi tampil justru karena pihak keamanan TIDAK BISA MENJAMIN keamanan gereja, jika orang2 IAIN tersebut jadi mengisi acara di situ.

Selain itu, menurut saya orang-orang NU juga secara umum lebih toleran dibanding yang lain.

Posting Komentar

Komentar anda mungkin benar, apa yang kutulis juga tidak salah bukan?

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KATA NATALIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger