Headlines News :
Home » , » Laguku Dulu Tidak Begini

Laguku Dulu Tidak Begini

Written By NATALIUS ABIDIN on Rabu, 23 Maret 2011 | 1:30:00 PM

Saat sebuah odong-odong melintas di depanku kudengar lagu anak-anak semasa ku kecil dahulu, bahkan sampai sekarang
jika disuruh menyanyikannya masih hafal.
Saat itu ku mengenal Agnes Monica, Trio Kwek-kwek, Maisy, Chikita Meidy, Dhea Ananda, Sherina, Tina Toon, dan lain-lain sebagai penyanyi cilik yang lagu-lagu mereka cukup akrab di telinga anak-anak seusia ku. Yang dinyanyikan sehari-haripun lagu-lagu dari para artis cilik tersebut, yang mengangkat tema lagu sesuai usia anak-anak.
Dan anak-anak tatkala itu (termasuk diriku) belum mengenal yang namanya band dan lagu-lagu yang mengangkat tema cinta terhadap lawan jenis. Miris jika ku bandingkan dengan keadaan sekarang, ini pengalaman langsung yang kudapat. Suatu hari dalam masa praktik ku mengajar di sebuah sekolah dasar, saat itu aku kebetulan masuk de salah satu kelas rendah (kelas 1), saat memulai pelajaran, dengan niat hati menghidupkan suasana dan semangat belajar anak-anak, aku mengajak anak-anak bernyanyi, kebetulan Tema pelajaran yang kuangkat adalah Hewan Peliharaan, dan ku ajak siswaku berdiri sambil menyanyikan salah satu lagu anak-anak, tapi apa dinyana, jawaban kompak hampir separuh kelas, "Pak, tidak bisa lagu itu !!" bahkan beberapa orang nyeletuk "kalo lagu S* 12 atau lagu Sm*sh kami hapal pak !!" Tanpa kata ku menangggapinya, langsung saja kumenghentikan aktivitas bernyanyi tersebut.
Betapa mirisnya, anak-anak seusia 7-12 tahun telah mengenal sesuatu yang seharusnya dikenal bukan pada saat usia mereka sekarang yang masih termasuk usia pra operasional, yang sangat mudah untuk dimasukan/dirasuki dengan apapun, coba seandainya pada usia emas ini siswa-siswa tersebut hanya dimasukan pelajaran-pelajaran yang bermanfaat, tentu akan lebih baik kedepannya.
Sungguh miris memang, saya hanya berharap kepada insan-insan yang terkait seperti pemusik, ataupun pelaku dunia entertainment, anak-anak punya segment tersendiri, bukan untuk menikmati segment orang dewasa. Mereka menikmati tayangan atau musik orang dewasa menurut saya karena berkurangan tayangan khusus buat anak-anak. Jadi, tidak ada jalan lain kecuali menambah tayangan khusus buat pendidikan anak, begitu juga dengan lagu, ciptakanlah lagu yang sesuai dengan usia anak-anak agar mereka bisa mengkonsumsi porsi mereka, bukannya malah mengkonsumsi porsi orang dewasa. Semoga
Share this post :

+ komentar + 3 komentar

Rabu, Maret 23, 2011

Bersyukur terlahir di masa kanak2 ketika lagu-lagu anak terdengar oleh kita. Saat masa kanak2 saya sering sekali bersama kakak karaokean lagu2 trio kwek2, tina toon dll.
betapa senangnya masa itu. Coba skrng, anak2 di zaman ini kenalnya lagu cinta. Lagu anak2 hanya sedikit, itupun menurutku kurang banyak.
Benar kata Anda, tayangan anak2 seperti dulu (tralala-trilili) harusnya ada lagi dan naikkan lagi lagu2 anak dulua.
Trims :] :] :]

Rabu, Maret 23, 2011

Whoaaaha betul itu bung Irhamna, perlu tambahan program musik yang benar anak-anak, bukan program musik anak tapi lagunyapun tetap dewasa.

Rabu, Maret 23, 2011

peran orang tua, sekolah, lingkungan dan media sangat berpengaruh pada tumbuh kembang seorang anak. Coba di pesantren, banyak anak yg tidak hapal dengan lagu2 st12 atopun justin bieber.. Jadi selayaknya kita sbg orang tua untuk mengarahkan sesuai pada porsinya...

Posting Komentar

Komentar anda mungkin benar, apa yang kutulis juga tidak salah bukan?

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. KATA NATALIUS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger